Minggu, 23 September 2012

Tips Menyusui Bayi Pasca Melahirkan Caesar


Sebagian besar ibu yang melahirkan caesar tidak perlu merasa cemas atau khawatir untuk memberikan ASI eksklusif kepada buah hati mereka. Bisa atau tidaknya seorang ibu memberikan ASI tidak ditentukan oleh metode persalinan melainkan kondisi si bayi dan ibu pasca melahirkan.

Berikut adalah beberapa tips untuk Anda para ibu yang berkeinginan memberikan ASI setelah menjalani operasi caesar:

1. Jangan Hindari Obat
Setelah menjalani operasi caesar, Anda mungkin masih membutuhkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Tapi jangan khawatir, obat-obatan itu umumnya tidak akan banyak memengaruhi buah hati Anda. Konsultasikan kepada dokter, untuk memastikan bahwa obat yang Anda peroleh sudah tepat dosisnya. Masalah justru akan datang ketika Anda berusaha menghindari obat-obatan tersebut. Rasa sakit yang tak tertahankan mungkin malah akan menyebabkan ketidakteraturan pemberikan ASI. Bicarakan dengan dokter atau perawat tentang bagaimana cara menyapih yang benar disaat harus mengambil obat-obatan.

2. Menyusui dini
Setiap bayi baru lahir sudah seharusnya mendapatkan hak untuk memperoleh ASI. Perlu sebuah kesepakatan dan kerjasama yang saling mendukung antara si ibu dan petugas medis dengan melaksanakan IMD (Inisiasi Menyusi Dini). IMD akan memberi kesempatan kepada Anda dan bayi untuk melakukan kontak fisik dan perlekatan dari kulit ke kulit dengan cara bayi diletakkan di dada ibunya. Proses IMD ini akan membentuk suatu keterikatan psikologis yang kuat. Proses ini harus dilakukan dalam waktu satu jam pertama setelah lahir. Satu hal yang menyenangkan adalah bahwa jika Anda melakukannya, Anda cenderung tidak merasakan sakit akibat sayatan.

3. Dapatkan dukungan
Setiap rumah sakit seharusnya memiliki kader laktasi atau biasa disebut konsultan laktasi. Mereka bertugas untuk membantu para Ibu agar dapat menyukseskan pemberian ASI. Para konsultan laktasi ini akan memberitahu Anda bagaimana cara menyusui, sekalipun Anda tidak menemui masalah.
 

4. Cari posisi yang baik saat menyusui
Menemukan posisi yang baik untuk menyusui sangat penting paca melahirkan caesar. Pastikan tubuh bayi dekat dengan Anda. Untuk melindungi luka bekas operasi Anda bisa menggunakan bantal sebagai alasnya. Letakan bayi disamping atau di bawah ketiak Anda. Pasca operasi caesar, penting bagi bayi untuk menerima kolostrum dan mulai belajar untuk menyusui. Hal ini juga bermanfaat untuk mencegah pembengkakan payudara dan menjaga pasokan ASI tetap terjaga.

5. Selalu dekat dengan bayi
Rumah sakit biasanya akan menyediakan ruang rawat gabung bagi ibu dan bayi pasca melahirkan. Rawat gabung akan mempermudah Anda untuk mendapatkan sesuatu yang Anda butuhkan. Misalnya, mempersingkat waktu untuk menenangkan bayi ketika lapar.  Jika karena alasan tertentu Anda dan bayi harus dipisahkan, mintalah kepada perawat untuk memompa ASI dan ulangi setiap 3-4 jam sampai Anda dan bayi bertemu kembali.

4 Hal yang Tidak Boleh Anda Katakan Pada Anak



Maksud hati ingin mendidik anak supaya lebih disiplin, kuat dan bersikap baik di muka umum akan tetapi kok hasilnya selalu gagal. Sebenarnya kata-kata yang Anda pilih itu memengaruhi anak buat mematuhi Anda atau justru mengacuhkan.

1. "Jangan nangis"
Variasi kalimat yang lain: "Jangan sedih." "Jangan cengeng." "Jangan takut." Tapi anak-anak balita saat marah, takut, kesal pun menangis. Mereka tidak bisa selalu mengartikulasikan perasaan mereka dengan kata-kata. "Hal yang sangat wajar bagi orang tua ingin melindungi anak dari perasaan seperti itu," kata Debbie Glasser, Ph.D., direktur, Family Support Services di Mailman Segal Institute for Early Childhood Studies, Nova Southeastern University, Fort Lauderdale, AS. "Tapi mengatakan jangan tidak membuat anak merasa lebih baik, dan dapat juga mengirim pesan bahwa emosinya sesuatu yang terlarang."
 

Sebagai gantinya Anda bisa mengatakan, "Kamu sedih tidak diajak bermain oleh Bayu?" atau "Kamu marah mainanmu direbut?" Dengan menamai perasaan, anak Anda akan belajar memberinya kata-kata untuk mengekspresikan dirinya. Sekaligus tanpa sadar mengajarkannya buat berempati. Pada akhirnya, dia akan menangis lebih sedikit dan menggambarkan emosinya sebagai gantinya.

2. "Coba contoh kakakmu/adikmu"
Mungkin tampak membantu jika anak Anda dapat melihat contoh nyata dari saudara kandungnya atau teman. "Rara pintar yah, bisa pake sepatu sendiri." Anak-anak berkembang dengan fasenya sendiri. Membandingkan anak Anda kepada orang lain menyiratkan bahwa Anda tak menginginkannya serta merusak kepercayaan dirinya. Sebaliknya, dorong prestasi dia saat ini: "Wow, kamu mencuci tangan sebelum makan tanpa mama minta, hebat!" Ingat membandingkan dengan saudaranya hanya akan memicu kekesalan dan membakar perasaan iri. Jangan heran kalau Anda justru dibuat pusing dengan pertengkaran mereka tiap hari.

3. "Berhenti atau mama pukul!"
Dalam mendisiplinkan anak, ancaman itu jarang efektif. Anda mengancam dengan peringatan seperti "Ayo berani ulangi lagi, Mama pukul!" Cepat atau lambat anak akan belajar bahwa ancaman itu tak pernah terjadi. Akhirnya ancaman Anda kehilangan kekuatannya. Lebih buruk lagi justru membuat Anda tambah frustasi, akhirnya malah memukul. Akan lebih efektif  jika melakukan pengalihan. Caranya  dengan membawa anak pergi dari situasi tersebut.

Misalnya, ia mengamuk di toko mainan karena tidak diturutin kemauannya. Daripada Anda bereaksi dengan membentak, mengancam, melotot, langsung saja ambil tindakan dengan menggendong anak Anda keluar dari toko, bawa ke tempat lain, lakukan time out setelah tenang beri pengertian. Cara ini terbukti lebih efektif.

4. "Tunggu sampai Ayah pulang!"
Pengasuhan tipe ini adalah jenis lain dari tipe mengancam. Seperti halnya mengancam, cara  ini tidak efektif. Bila Anda ingin pesan Anda sampai pada anak, disiplin harus dilakukan saat itu juga, bukan nanti. Saat anak Anda berulah, bersikap tidak baik, langsung beri konsekunsinya. Disiplin yang ditunda tidak mengajarkan konsekuensi tindakan salah pada anak. Kemungkinan besar yang terjadi saat si ayah pulang, anak Anda sudah lupa kejadian yang tadi. Akibat buruk lainnya, bila ini sering Anda lakukan, Anda akan kehilangan otoritas di mata anak Anda.
 

Dr. Santi Gunarwati Sp.A Blog's Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting